Kamis, 19 Mei 2011

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


1.1.  PENDAHULUAN
Mengingat kehidupan yang semakin berkembang, perlu adanya pengembangan fasilitas pendidikan guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam hal pencarian solusi yang tepat dalam peningkatan kemampuan melalui teknologi pendidikan yang efektif, dilihat dari artinya teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses  dan sumber daya teknologi. Studi. Pemahaman teoritis, sebagaimana dalam praktek teknologi pendidikan memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang berkelanjutan melalui penelitian dan refleksi praktek,
Berdasarkan definisi 1994, Teknologi Pembelajaran adalah, Teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Komponen definisinya adalah : teori dan praktek ; desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian ; proses dan sumber, untuk keperluan belajar.mengingat pentingnya sebuash pendidikan dalam kehidupam masa depan. Melihat masih banyak yang belum tahu tentag pemanfaatan teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan, maka dari saya akan membahas tentang teknologi pembelajaran yang efektif guna meningkatkan kemampuan penguasaan dalam menggunakan teknologi  dalam kegiatan pembelajaran .
1.2.  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat saya ambil beberapa permasalahan yang perlu dibahas sebagai berikut
1.       Definisi teknologi pembelajaran ?...
2.      Tujuan teknologi pembelajaran?...
3.      Hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.?...
1.3.  TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu memahami definisi teknologi pembelajaran tahun 1994
2.      mengetahui tujuan teknologi pembelajaran.
3.      Mahasiswa mengerti hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

2.1. Definisi Teknologi Pembelajaran Yang Efektif
Teknologi pembelajaran (Instructional Techonology) adalah teori dan praktek tentang perancangan, pengembangan, penggunaan, pengelolaan dan pengevaluasian dari suatu proses dan sumber-sumber untuk belajar.
Israel scheffler (1960) membedakan dua jenis definisi, yaitu definisi umum dan definisi ilmiah. Menurut scheffler,definisi itu terpadu dalam konteks penelitian, definisi umum dapat dipahami baik oleh masyarakat umum maupun kalangan professional. Definisi umum itu menjelaskan bagaimana sebuah istilah harus dipahami dalam konteks pemakaiannya. Scheffler menggolongkan tiga jenis definisi umum, yaitu definisi stipulatif (stipulative definition), definisi deskriptif (descriptive definition), dan definisi programatik (programative definition). Definisi bidang studi yang disajikan di sini memenuhi kriteria yang ditentukan oleh scheffler untuk definisi stipulatif dan definisi programatis. Definisi tahun 1994 itu didasarkan pada pemakaian sebelumnya, yang menjelaskan karakteristik bidang studi teknologi pembelajaran dan menyarankan kawasan yang perlu diteliti. Oleh karena itu, definisi stipulatif yang berimplikasi programatislah yang diperlukan untuk tujuan komunikasi.
Sebuah bidang kajian dapat didefinisikan dalam beberapa cara, dengan peran yang dimainkan oleh para praktisi, dengan ruang lingkup pengetahuan tertentu, atau dengan syarat-syarat professional di bidang itu (Marriner-Tommey, 1989). Definisi bisa bersifat logis atau metaforis atau paduan keduanya. Misalnya, peran dalam sebuah bidang kajian dapat dideskripsikan melalui metaphor, seperti menggambarkan pembuatan rancangan pembelajaran seperti seorang pemahat yang sedang merancang patung dan pahatannya.
Sebelum sebuah definisi dikembangkan, parameter definisi itu perlu dijelaskan. Parameter adalah asumsi yang menjadi dasar untuk membuat keputusan. Untuk bisa diformulasikan, keputusan haruslah memuat ruang lingkup (scope), tujuan (purpose), titik pandang (viewpoint), sasaran (audience) dan karakteristik penting (essential characteristics) yang perlu diperhatikan. Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini:
  1. Teknologi pembelajaran merupakan sebuah gerakan untuk menjadi bidang kajian atau bidang studi dan profesi. Oleh karena profesi berhubungan dengan dasar pengetahuan, definisi tahun 1994 haruslah mengidentifikasi dan menekankan pada teknologi pembelajaran secara akademis yaitu sebagai bidang akademis dan juga sebagai swsuatu yang praktis. Ini berbeda dengan definisi tahun 1977 yang lebih menekankan pada peran-peran praktis.
  2. Definisi bidang studi yang sudah direvisi itu harus memuat kawasan yang menjadi perhatian praktisi dan para pakar. Kawasan-kawasan itu merupakan domain dari bidang studi.
  3. Proses dan produk sangat penting dan perlu untuk direfleksikan dalam definisi.
  4. Hal-hal lain yang tidak dipahami atau dikenali secara jelas oleh professional teknologi pembelajaran harus disishkan dari definisi.
Meskipun tidak dinyatakan secara jelas, beberapa karakteristik penting bidang studi itu sudah termuat secara emplisit dalam definisi itu. Pertama, diasumsikan bahwa baik penelitian maupun praktek dalam bidang studi itu dilakukan dengan format standar yang disertai norma-norma etik profesi. Di samping itu, juga diasumsikan bahwa keputusan professional teknologi pembelajaran ditentukan oleh pemahaman tentang intervensi yang lebih cenderung membuahkan hasil yang efektif. Kesadaran mengenai dasar pengetahuan tentang sesuatu yang terjadi dalam lingkungan beragam dan pemakaiandasar pengetahuan itu merupakan titik pijakan penting para professional teknologi pembelajaran. Para teknolog pembelajaran yang gagal mengikuti praktik yang efektif telah menyimpang dari komitmen mereka pada norma-norma bidang studi itu.
Definisi itu juga mengasumsikan bahwa praktik dalam bidang studi diwarnai oleh pencapaian tujuan yang efektif. Kemampuan untuk mencapai tujuan yang efektif dan produktif yaitu dengan cara yang lebih langsung, singkat, dan hemat. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh para teknolog pembelajaran sebagai professional juga dilakukan oleh orang lain, seperti mengembangkan perangkat computer untuk pembelajaran, menyeleksi materi untuk pembelajaran, dan membuat rekaman video. Diasumsikan perbedaannya adalah bahwa para professional itu akan mampu melakukan kegiatan itu dengan cara yang lebih.
2.2. TUJUAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Mempermuidah seluruh pekerjaan seperti halnya trasformasi nilai dan juga dapat digunakan sebagai tempat daya tarik dalam memahami sebuah permasalhan dalam dunia moderen, dan juga dapat digunakan sebagai tempat evaluasi dalam sebuah proses
Dalam sebuah lembaga pendidikan yang modern pada saat sekarang ini, tentunya perubahan zaman yang semakin kompleks serta perubahan secara sistimatis, maka sebuah institusi pendidikan akan mengikuti hal demikan, hal ini tidak terlepas dari produk-produk pendidikan itu sendiri, contohnya saja dari hasil pendidikan terciptanya sebuah alat yang canggih. Bagi mahasiswa fakultas pendidikan tentunya sudah memahami hal demikian. Dalam mata kuliah teknologi pendidikan tentunya secara teoritis sudah memahaminnya, berikut ini ada beberapa pengertian teknologi pendidikan menurut para ahli cheez.(Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.)
Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.
2.3.HUBUNGAN ANTARA TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN
Secara historis bidang studi ini yang disebut sebagai “Teknologi Pendidikan” (Educational Technology) dan “Teknologi Pembelajaran” (Instructional Technology).Mereka yang lebih suka menggunakan istilah teknologi pembelajaran karena dua alasan. Yang pertama ialah bahwa kata pembelajaran (Instructional) lebih sesuai untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi teknologi. Kedua, mereka menyatakan bahwa istilah pembelajaran lebih tepat sebab teknologi pendidikan pada umumnya berimplikasi pada lingkungan sekolah atau lingkungan pendidikan. Bagi kebanyakan pihak istilah pembelajaran memadukan tidak saja lingkungan persekolahan akan tetapi juga situasi pelatihan di luar sistem persekolahan. Knirk dan Gustafon (1986) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya berhubungan dengan masalah pengajaran (teaching) dan belajar (learning), sedangkan pendidikan mencakup semua aspek pendidikan.
Mereka yang menyukai menggunakan istilah teknologi pendidikan menyatakan bahwa oleh karena pembelajaran (Instruction) dipandang oleh kebanyakan sebagai bagian pendidikan, maka pembelajaran itu dapat membantu mempertahankan focus bidang studi itu(Association for Educational Communications and Technology, 1977; Saettler, 1990). Mereka percaya bahwa pendidikan mengacu ke belajar dalam banyak lingkungan termasuk rumah, sekolah, dan kerja. Sedangkan pembelajaran hanya berkonotasi kegiatan belajar di lingkungan sekolah.
Tampaklah bahwa kedua kelompok itu menggunakan rasional yang sama untuk memperkuat pandangan mereka mengenai pemakaian istilah yang berbeda. Mereka jugalah yang menggunakan kedua istilah itu untuk pengertian yang sama setelah bertahun-tahun seperti yang dicatat oleh finn tahun 1965. Sekitar tiga puluh tahun yang lalu istilah “Teknologi pendidikan” lebih disukai di inggris dan kanada., sedangkan istilah “Teknologi Pembelajaran” banyak dipakai di amerika serikat dewasa ini.
Pada tahun 1977 Asosiasi komunikasi dan teknologi pendidikan (Association for Educational Communications and Technology/ AECT) membedakan istilah antara “Teknologi pendidikan” dengan “Teknologi pembelajaran. Teknologi pendidikan pendidikan digunakan untuk mendeskripsikan bagian pendidikan yang digunakan untuk menangani masalah yang berhubungan dengan semua aspek belajar manusia melalui proses yang kompleks dan berkaitan. Interaksi ini juga memungkinkan “Teknologi Pendidikan” untuk mencakup belajar melalui media massa dan sistem pendukung pembelajaran termasuk sistem manajemennya. Teknologi dalam pendidikan digunakan untuk mendiskripsikan aplikasi teknologi yang digunakan oleh sistem pendukung pendidikan seperti pelaporan nilai, pembuatan jadwal dan pendanaan. “Teknologi Pembelajaran” didefinisikan sebagai bagian teknologi pendidikan dengan menggunakan rasional bahwa pembelajaran (Instruction) adalah bagian pendidikan yang hanya berhubungan dengan belajar yang bertujuan dan dapat dikontrol (AECT, 1977).


DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Raja Grafindo Persada, 2001
Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Bandung: Rosda, 1990
Dr. Arif S. Sadiman, DKK, Media Pendidikan, Jakarta: Pustekkom Dikbud, 1984
Prof. Dr. Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar